Pelatihan TIM pelaksana program dan TIM sanitasi Desa
Hari ini tim LSM Gemati mengadakan Pelatihan Timlak dan Tim Sanitasi Desa Program Penyediaan Jamban Sehat Keluarga Berbasis Masyarakat, program ini menjadi inisiasi dari ExxonMobil Cepu Limited dan berkerjasama dengan LSM Gemati Sebagai Fasilitator, Pelatihan hari ini dilakukan di lingkungan PBG (Pusat Belajar Guru) yang berada di Jln, Rajawali No. 3 Kota Bojonegoro.
Program ini adalah modifikasi dari program STBM yang telah di lakukan pemerintah selama ini, program ini akan membantu menyediakan akses sanitasi keluarga miskin di tiga desa yang berada di kecamatan gayam yaitu Desa Sudu, Ngraho dan Beged, program ini juga akan melakukan kampanye untuk menyadarkan betapa pentingnya perilaku hidup bersih dengan cuci tangan pakai sabun.
Program pelatihan pagi ini akan memberikan peningkatan kapasitas kepada timlak dan tim sanitasi desa, yang selama ini menjadi ujung tombak yang berada di desa karenanya tim sanitasi ini terdiri atas perangkat desa dan pengurus dasa wisma, dengan pelatihan hari ini diharapkan ada suntikan semangat baru bahwa mereka semua bisa berjalan beriringan dengan berbagai kalangan yang ada karena program sanitasi adalah menjadi program pemerintah dalam rangka mewujudkan bojonegoro bebas OD atau ODF segera terealisasi.
Pelatihan pagi ini dimulai denga sambuatan dari Ketua LSM gemati yang dalam pemaparanya menyampaikan bahwa LSM gemati dalam kapasitasnya sebagai pendamping program yang telah dipercaya oleh ExxonMobil Cepu Limited, akan berusaha semaksimal mungkin agar dapat memenuhi target yang disepakati yaitu menjadikan tiga Desa yaitu Sudu, Ngraho dan Beged menjadi 100 % warganya memiliki akses jamban atau sanitasi, untuk mencapai tujuan tersebut maka kita semua pagi ini berkumpul di gedung PBG ini.
Pemaparan berikutnya akan diberikan oleh Ibu Istiqlal Fitri bahwa saat ini hidup bersih dan sehat sudah menjadi gaya hidup, maka apa itu yang dinamakan hidup bersih dan sehat, ada beberapa kreteria bukan hanya pada akses sanitasinya tapi sudah mengarah pada bagaimana kita melakukan perubahan kebiasaan dengan melakukan cuci tangan pakai sabun. Maka saat ini dikota-kota besar di tempat umum disediakan kran air yang mengalir.
Materi berikutnya adalah pemaparan dari Dinas Kesehatan Kabuapten Bojonegoro terkait dengan program Pemerintah Kabuapten Bojonegoro untuk menjadi kabupaten Bebas OD/ODF, serta peran-peran apa saja yang dapat di ambil oleh masyarakat dalam rangka menyukseskan kegaitan tersebut, dalam sambutanya Ibu Lilik LM dari Dinas Kesehatan Menakankan bahwa kalau melihat status tiga desa bapak dan ibu sudah ODF berarti ini adalah dalam rangka meningkatkan fasilitas yang sudah dimiliki dari Jamban kurang Sehat menjadi jamban sehat, atau dari yang kemarin menggunakan jamban cemplung manjadi jamban yang mengunakan kloset, dan ini merupakan sebuah peningkatan dari apa yang telah dicapai pada tahun 2012 yang lalu dimana desa bapak dan ibu sudah dinyatakan sebagai Desa ODF, sekaligus kegiatan kali ini juga akan melakukan monitoring bahwa Apakah desa bapak-ibu menurut kreteria desa ODF masih termasuk dalam kategori desa ODF, dalam rangka menyukseskan program ODF ini pemerintah telah menyusun dan menerbitkan payunghukum mulai Perbup No. 58 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengawasan dan Sanksi BAB sembarangan sampai Perdes (peraturan Desa) say atau bahwa desa Sudu, Ngraho dan Beged telah memiliki peraturan desa yang mengatur tentang desa ODF.
Sesi terakhir ini adalah sesi kritis dimana badan mulai lelah sehingga hawanya ingin tidur, sesi ini dimulai setelah istirahat diisi makan siang dan sholat Dhuhur, maka dialnjut dengan berbagi cerita tentang pengalaman seorang kawan dari LSM Farabi yaitu Kang Apri tentang pengalamanya menjalankan program di Gayam dan sekitarnya, saat itu dia membangun 1000 lebih unit jamban, tersebar beberapa desa dan berhasil meng-ODF-kan dua desa Yaitu Ringin Tunggal dan Brabowan, disampaikan bahwa mengubah perilaku ini kita harus sabar karena tidak bisa serta merta bisa berubah, saya ada pengalaman di beberapa desa bahwa perlu adanya contoh yang extrim dan jika perlu kepala desa dan tim diajak jalan didaerah dimana ada jejak-jejak tinja maka disitu ditunjukan bahwa telah terjadi pencemaran yang dahsat yang bisa menggagu kesehatan.
Materi terakhir yang akan diberikan adalah tentang pembuatan Peta sanitasi dengan peta ini maka tim akan mudah dapat menentukan alur, mau di arahkan kemana program ini, dan dengan penggunakan peta ini akan didapat bahwa sebaran kepemilkin jamban ini terlihat jelas dan jalur pembuangan fases juga akan sangat jelas, sehingga program ini akan transparan untuk semua stagholder yang berkepantingan.
Acara ditutup dengan doa dari senior LSM Gemati yaitu Mbah Damin yang memimpin doa dan dilanjutkan dengan foto bersama.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments